OPINI: Chelsea Lebih Membutuhkan Bek Ketimbang Kai Havertz

Kai Havertz dikabarkan tengah menjadi incaran Chelsea
Kai Havertz dikabarkan tengah menjadi incaran Chelsea / Stuart Franklin/Getty Images
facebooktwitterreddit

Sebanyak 49 gol sudah merobek jala Kepa Arrizabalaga (dan Willy Caballero) di Liga Inggris 2019/20. Catatan itu menjadikan Chelsea sebagai dua tim di posisi 10 besar dengan catatan gol kebobolan terburuk, lebih buruk daripada Burnley yang kebobolan 47 gol, dengan jumlah pertandingan yang sama, yang duduk di posisi 9. Arsenal dan Tottenham Hotspur yang ada di urutan 8 dan 10 menjadi dua tim lainnya di deretan 10 besar yang sudah kebobolan lebih dari 40 gol.

Mengingat catatan pertahanan mereka lebih buruk dibanding tiga tim terbawah di 10 besar, dan bahkan tidak lebih baik dari Crystal Palace yang kebobolan 43 gol dan duduk di posisi 14, Chelsea seharusnya memiliki prioritas untuk membenahi lini pertahanan mereka musim depan. Namun faktanya tim asal London Barat itu tampak lebih giat mengejar deretan pemain di lini serang.

Dua pemain sudah didatangkan, Hakim Ziyech dan Timo Werner, satu lagi tengah diburu dan dia adalah Kai Havertz, gelandang serang yang sedang naik daun bersama Bayer Leverkusen.

Pergerakan The Blues dalam bursa pemain untuk musim 2020/21 tentu mengundang tanya. Setelah absen dalam dua jendela transfer, musim panas 2019 dan musim dingin 2020, Chelsea bisa diprediksi bakal habis-habisan untuk menebus waktu yang hilang tersebut dan merekrut pemain-pemain dengan kualitas top untuk diboyong ke Stamford Bridge.

Hakim Ziyech, Timo Werner, dan Kai Havertz memenuhi kriteria tersebut, tapi apakah menambah opsi di lini serang adalah satu-satunya yang benar-benar dibutuhkan Chelsea? Jika Chelsea serius ingin berada dalam jalur perebutan gelar musim depan, jawabannya tidak.

Dengan 49 gol yang sudah mengoyak gawang The Blues musim, itu artinya mereka kurang empat gol lagi untuk menyamai catatan kebobolan dalam musim terburuk mereka di bawah kepemilikan Roman Abramovich, yaitu pada 2015/16, ketika mereka hanya finis di urutan 10 dengan kebobolan 53 gol.

Jika dilihat dari data pembelian bek yang dilakukan Chelsea, klub London Barat itu memang sepertinya tidak pernah terlalu tertarik untuk mendatangkan palang pintu jempolan, dari delapan bek yang saat ini menghuni skuat Frank Lampard, Emerson Palmieri adalah bek teranyar Chelsea, di luar bek yang direkrut dari akademi, yang dibeli pada Januari 2018 lalu.

Menepikan peluang untuk mendapatkan pemain dengan potensi besar seperti Kai Havertz tentu bukan sebuah keputusan yang bisa didukung.

Namun Chelsea punya masalah yang sangat rumit di lini lainnya yang layak mendapatkan perhatian sama besarnya, apalagi Frank Lampard sudah berkali-kali menegaskan targetnya pada musim depan adalah membawa eks klub yang pernah dibelanya selama 13 tahun itu berada di trek juara.

Selisih kekuatan Chelsea dengan dua tim teratas dalam dua musim terakhir, Manchester City dan Liverpool, sangat lah jauh. Membenahi satu lini saja tidak cukup untuk menutup perbedaan kualitas dan kematangan tersebut.

Lihat bagaimana City nyaris selalu melakukan pembelian besar-besaran di sektor lini belakang ketika tulang punggung utama mereka di lini depan tetap bergantung pada nama Sergio Aguero.

Atau bagaimana Liverpool harus menebus Virgil van Dijk dengan harga luar biasa mahal. Investasi besar mereka di lini pertahanan membuahkan kesuksesan, total tiga gelar Liga Inggris, tiga Piala Liga, dua Piala FA, dan satu trofi Liga Champions diraih kedua tim dalam tiga musim terakhir.

Kita bahkan mungkin tak perlu melihat statistik atau mengulas terlalu dalam soal kualitas bek-bek Chelsea saat ini. Pasalnya Lampard pun belum bisa menemukan kombinasi terbaik empat bek yang berdiri di depan Kepa Arrizabalaga. Ini terbukti dengan pemilihan pemain yang kerap berganti dari satu laga ke laga lainnya.

Tak satu pun dari bek-bek Chelsea saat ini yang cukup meyakinkan bagi sang pelatih bahwa mereka berhak bermain secara reguler, kecuali Cesar Azpilicueta, yang kebetulan seorang kapten tim.

Ben Chilwell, Alex Telles, dan Pau Torres sejauh ini menjadi nama-nama yang paling sering dikaitkan dengan Chelsea. Nama pertama diperkirakan memiliki nilai transfer sebesar 70 juta pound, sementara dua nama terakhir nilainya berada di bawah 50 juta pound.

Nama terakhir bisa jadi pilihan utama, karena harganya lebih murah dari Chilwell dan dianggap memiliki kualitas sepadan, serta bisa menjadi pengganti Kurt Zouma yang kabarnya bakal meninggalkan Stamford Bridge pada bursa transfer musim panas tahun ini.

Yang jelas Chelsea tak bisa bermain setengah hati dalam bursa transfer nanti. Jika target yang dibebankan kepada Frank Lampard begitu tinggi, tak ada alasan bagi Chelsea untuk tidak melakukan pembelian penting di lini belakang.

Situasi keuangan klub bisa jadi tengah sulit karena pandemi virus korona yang sedang menghantam dunia.

Tapi pergerakan lincah Chelsea yang sukses merekrut Ziyech dan Werner secara mengejutkan harusnya juga bisa diterapkan saat mereka memilih nama-nama baru yang bakal mengisi lini pertahanan skuat Frank Lampard musim depan. Jika tidak, jangan terlalu berharap lubang menganga di sektor belakang The Blues bakal sirna begitu saja.